PENAJA

Friday, 12 October 2012

asal-usul minuman RedBull


BERAWAL DARI THAILAND, RED BULL JADI MINUMAN ENERGI TERKENAL DUNIA
MINUMAN ENERGI TERLARIS DI DUNIA
Red Bull adalah sebuah minuman energi berbuih dan dikemas dalam kaleng ramping. Red Bull diluncurkan di Austria pada tahun 1987. Pada abad 21 ini, minuman ini adalah minuman kafein paling laris didunia dengan terjual lebih dari 3 milyar kaleng dan berada dilebih dari 130 negara, termasuk Indonesia. Lebih hebatnya lagi, minuman berlogo banteng ini telah dan masih menguasai 80% dari minuman energi dunia.
DIBALIK KESUKSESAN RED BULL
Sosok dibalik kesuksesan Red Bull adalah penemunya. Penemunya adalah seorang jutawan asal Austria yang sering berjemur matahari dan berkelana diseluruh dunia. Walaupun kaya, dirinya tidak mau dan sering menghindar dari publikasi media, dirinya adalah Dietrich Mateschitz. Dietrich Mateschitz adalah mantan penjual sikat gigi dan eksekutif pemasaran untuk perusahaan multinasional, Unilever. Dietrich Mateschitz (lahir di Sankt Marein im Mürztal,Austria20 Mei 1944; umur 68 tahun)
SEJARAH MUNCULNYA RED BULL
Sejarah munculnya minuman berenergi mendunia ini adalah ketika Dietrich Mateschitz berkarir di Asia, tepatnya di Thailand. Minuman energi penuh afein dijual murah di seluruh wilayah itu. Rasanya sering kali tidak karuan. Minuman yang dijual biasanya mengandung bahan-bahan yang tidak karuan dan sedikit unik. Minuman-minuman ini di daerah Thailand dikenal sebagai minuman yang dapat mencegah dan mengobati penyakit macam flu sampe impotensi. Minuman rakyat berenergi (berkafein) ini dijual dengan harga tinggi dan dikemas dalam botol-botol kaca atau botol kecil.
Menurut sejarah perusahaan Dietrich Mateschitz,  mendapatkan ide untuk bisnisnya ketika  sedang duduk di Mandarin Hotel di Hong Kong pada tahun 1982, sambil meminum minuman berenergi yang mengandung kafein. Dietrich Mateschitz mulai menyelidiki potensi pasar untuk minuman berenergi tersebut. Ide untuk menduplikasi dan mencari resep minuman bernergi khas Thailand itu jelas masuk akal, hal tersebut dikarenakan banyak orang di Thailand menjadi kaya raya ketika menjual minuman berenergi tersebut.
Setelah beberapa kali eksperimen, dirinya justru tidak menemukan formula yang tepat. Alih-alih terus bereksperimen akhirnya dirinya menemukan jawaban atas ambisinya, Krating Daeng, yang dalam bahasa Thailand berarti kerbau merah. Krating Daeng adalah merk minuman berenergi asal Thailand yang cukup terkenal. Krating Daeng adalah salah satu minuman berenergi/berkafein di Thailand yang tidak berbuih, mengandung taurin sintetik (sejenis asam amino), kafein, gula, dan glukuronolakton, sejenis zat yang diklaim mampu memberi stamina, kewaspadaan, dan daya tahan fisik.  Sebelum di lisensi dan dipasarkan ke Eropa dengan nama Red Bull, Krating Daeng diciptakan oleh perusahaan Thailand TC Pharmaceutical Company milik Chaleo  Yoovidhya pada tahun 1978.
LISENSI KRATING DAENG MENJADI RED BULL
Pada tahun 1983, Yoovidhya dan Dietrich Mateschitz bertemu di Bangkok dan bersepakat membuat sebuah lisensi untuk Dietrich Mateschitz untuk memproduksi dan menjual minuman itu di Austria. Yoovidhya dan Dietrich Mateschitz masing-masing berbagi saham sebesar 49% dan putra dari Yoovidhya memiliki saham sisa
foto: Yoovidhya
INVASI RED BULL
Hungaria adalah negara pertama diluar Austria yang menjadi pasar Red Bull. Red Bul memasuki pasar AS pada tahun 2001 dan mulai merambah ke Asia.
PEMASARAN CEMERLANG RED BULL
Salah satu strategi keberhasilan kegeniusan Dietrich Mateschitz adalah caranya mempromosikan Red Bull ke pasaran. Dia membangun reputanso Red Bull jauh dari mainstream. Red Bull dipasarkan jauh dari kehidupan sehari hari. Red Bull di pasarkan ke olah raga ekstrim, ke bar-bar yang paling kondang, ke pseawat-pesawat wisata dan tim-tim aerobik, dan kesegala jenis balapan mobil. Red Bull telah mensponsori sampai lebih dari 300 atlet olahraga ekstrim, sebuah tim balap F-1. Kampanye pemasarannya pun tidak main-main, 80 juta dolar AS untuk mensponsori olah raga ekstrim.
Merk Red Bull berbicara tentang hal-hal mistis tentang khasiat-khasiat minuman ini. Perusahaan merancang taktik seperti merekrut tim yang terdiri dari mahasiswa keren untuk bertindak sebagai agen bagi Red Bull. Para mahasiswa ini diberi mobil khusus yang didisain untuk pemasaran Red Bull.  Para mahasiswa itu memasarkan Red Bull ke acara dan pesta-pesta sekolah dan mahasiswa, menempataknya menjadi minuman elit di tempat elit.
Red Bull juga mendapatkan dukungan dari para pesohor seperti Madonna, Britney Spears, dan Demi Moore yang dipotret para paparazzi sedanga menyeruput sekaleng Red Bull di sore hari sebagian dari kegiatan sehari-hari mereka.  Dengan cara-cara ini, Red Bull telah diasosiasikan dengan minuman untuk kehidupan yang tidak biasa, dan menjadi gaya hidup papan atas.
BAHAYA MINUMAN RED BULL
Tetapi penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa satu kaleng minuman energi populer tersebut mungkin saja dapat meningkatkan risiko kerusakan jantung. Sebuah studi yang dilakukan terhadap mahasiswa antara usia 20 dan 24 tahun ditemukan bahwa minum satu kaleng/botol minuman energi berkafein tersebut dapat meningkatkan kelekatan/kekentalan darah dan meningkatkan resiko pembentukan gumpalan darah. Para siswa Australia, yang menjadi sasaran dalam penelitian ini, menunjukkan profil kardiovaskular mirip dengan seseorang dengan penyakit jantung setelah minum satu kaleng. Red Bull membantah tegas bahwa minuman, yang dijual di 143 negara di seluruh dunia, itu berbahaya.
Dalam sebuah pernyataan, Red Bull mengatakan telah terbukti aman dengan “studi ilmiah yang banyak,” dan tidak pernah dilarang dari manapun di negara dimana produk tersebut diperkenalkan.
Namun, Dr Scott Willoughby, dari Pusat Penelitian Jantung di Rumah Sakit Royal Adelaide, Adelaide University, mengatakan dia “terkejut” dengan hasil survei. “Setelah minum satu kaleng Red Bull, mengubah individu muda menjadi sesorang dengan jenis profil yang yang mirip dengan orang berpenyakit jantung,” katanya.
“Orang-orang yang sudah memiliki penyakit jantung harus berkonsultasi dengan dokter mereka sebelum minum Red Bull.”
KEKAYAAN PEMILIK
Sebagai pemilik Red Bull, Dietrich Mateschitz memiliki sebuah pulau di Fiji, memiliki tim sepakbola di Austria.  Dirinya juga memiliki pesawat terbang dan taman bermain di Austria. Akuisisi terbaru Red Bull adalah senuah tim bisbol MLB seharga 100 juta AS dan juga memiliki klub sepakbola MLS Red Bull New York. Pada tahun 2006, penjualan tahunan mencapai 3,5 miliar dolar AS dan perusahaan ini kini tengah melirik Meksiko, Rusia, dan Timur Tengah sebagai pasar baru minuman berenergi ini. Dengan kekayaan 3 miliar dolar AS dalam genggaman, Dietrich Mateschitz kini telah merancang minuman berenergi baru untuk disandingkan dengan Red Bull.

Sumber: Emily Ross. 2007. “100 Great Businesses and Mind Behind Them”. Random House Australia

1 comment: