Terdapat beberapa rencana dan percobaan pembunuhan yang mengarah pada Presiden AS. Setidaknya terdapat 20 percobaan pembunuhan terhadap Presiden, mantan Presiden dan Presiden terpilih. Empat percobaan diantaranya berakhir dengan meninggalnya Presiden AS yaitu Abraham Lincoln, James A. Garfield, William McKinley dan John F. Kennedy yang telah dibahas pada post sebelumnya yang berjudul Daftar Presiden AS yang Meninggal Ketika Masa Jabatan. Dua percobaan pembunuhan berhasil melukai mantan Presiden Theodore Roosevelt, dan Presiden Ronald Reagan. Menariknya, kebanyakan dari percobaan pembunuhan ini didasari oleh masalah politis dan banyak dari para pelakunya yang dinyatakan memiliki masalah pada kejiwaannya. Berikut daftar percobaan pembunuhan terhadap Presiden AS yang mengalami kegagalan.
Andrew Jackson
Pada tanggal 30 Januari 1835, tepat di luar Capitol Building, seorang pelukis rumahan bernama Richard Lawrence menembakkan dua buah pistol kepada Presiden, tetapi kedua pistol tersebut macet. Tembakan pertama dilakukan dari jarak 13 kaki (4 m), dan yang lainnya dilakukan pada jarak yang sangat dekat. Lawrence ditangkap setelah Jackson memukulnya jatuh dengan sebuah tongkat. Lawrence kemudian dinyatakan tidak bersalah dengan alasan kegilaan dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa sampai kematiannya pada tahun 1861. Pihak berwenang menemukan bahwa bubuk mesiu dalam pistol Lawrence meledak dan menghasilkan suara ledakan tetapi peluru gagal keluar dari laras pistol. Namun anehnya ketika kedua pistol tersebut diuji oleh polisi, keduanya dapat bekerja dengan sempurna.
Abraham Lincoln
Pada tanggal 23 Februari 1861, diduga terdapat konspirasi untuk membunuh Presiden terpilih Abraham Lincoln dalam perjalanan menuju tempat pelantikannya. Allan Pinkerton, pendiri dari Badan Detektif Pinkerton Nasional (Pinkerton National Detective Agency), memainkan peran kunci dengan mengatur keamanan Lincoln sepanjang perjalanan. Meskipun terdapat perdebatan apakah ancaman pembunuhan tersebut benar-benar nyata atau tidak, yang pasti Lincoln dan penasihatnya percaya bahwa terdapat ancaman dan mengambil tindakan untuk memastikan keamanannya sepanjang Baltimore.
Pada Agustus 1864, ketika Lincoln mengendarai kuda menuju asrama prajurit, sebuah tembakan dari semak-semak menyebabkan kudanya meloncat dan lari, dan ia kehilangan topinya, ketika seorang tentara mengambil topinya, ia menemukan sebuah lubang dengan peluru di dalamnya. Insiden penembakkan ini ditutup-tutupi, namun Menteri Perang Edwin Stanton memperkuat penjagaan yang mengawal Presiden.
Theodore Roosevelt
Pada tanggal 13 Oktober 1912, tiga setengah tahun setelah ia meninggalkan Gedung Putih, Roosevelt mencoba mencalonkan diri menjadi Presiden sebagai perwakilan Partai Progresif yang didirikan pada tahun 1912 oleh Roosevelt dan para tokoh politik pemikir bebas lainnya setelah ia berpisah dari Partai Republik. Di Milwaukee, Wisconsin, John F. Schrank, seorang penjaga saloon dari New York, menembak Roosevelt sekali dengan sebuah revolver kaliber .38. Kertas pidato setebal 50 halaman yang dilipat dua kali dalam saku dada Roosevelt dan kotak kaca mata dari logam memperlambat peluru sehingga menyelamatkan nyawanya.
Di tengah keributan itu, Roosevelt berteriak, "Tenang aku tertembak!" Roosevelt bersikeras memberikan pidatonya dengan peluru masih bersarang dalam tubuhnya. Dia kemudian pergi ke rumah sakit, tapi peluru itu tidak pernah diambil dari tubuhnya. Roosevelt, mengingat bahwa William McKinley meninggal setelah operasi untuk mengeluarkan peluru dan memutuskan untuk membiarkan peluru tersebut tetap berada di dalam tubuhnya. Peluru itu tetap ada dalam tubuhnya sampai kematiannya pada tahun 1919. Schrank mengatakan bahwa hantu McKinley menyuruhnya untuk membalaskan dendam pembunuhannya kepada Roosevelt. Schrank diputuskan secara hukum gila dan dilembagakan sampai kematiannya pada tahun 1943.
Franklin D. Roosevelt
Pada tanggal 15 Februari 1933 di Miami, Florida, Giuseppe Zangara menembakkan lima tembakan kepada Roosevelt. Percobaan pembunuhan ini terjadi kurang dari tiga minggu sebelum Roosevelt dilantik untuk masa jabatan pertamanya. Meskipun Roosevelt tidak terluka, empat orang lainnya terluka dan Walikota Chicago Anton Cermak tewas. Zangara diputuskan bersalah atas pembunuhan dan dihukum denganhukuman mati pada tanggal 20 Maret 1933. Terdapat dugaan bahwa target pembunuhan sebenarnya adalah Cermak, bukan Roosevelt, dimana Cermak menjabat sebagai Walikota dan merupakan musuh utama organisasi mafia Chicago yang dipimpin oleh Al Capone.
Harry S. Truman
Pada tanggal 1 November 1950, dua orang Puerto Rico aktivis pro-kemerdekaan, Oscar Collazo dan Griselio Torresola, berusaha untuk membunuh Truman dengan cara mencoba untuk memaksa masuk ke dalam Blair House dimana Truman tinggal untuk sementara waktu ketika Gedung Putih sedang menjalani renovasi. Baku tembak terjadi antara pembunuh dan agen rahasia yang mengakibatkan kematian Polisi Gedung Putih, Leslie Coffelt. Coffelt mampu membunuh Torresola sebelum pingsan dan kemudian mati. Collazo selamat dengan luka serius. Hukuman mati Collazo diringankan menjadi penjara seumur hidup oleh Truman, dan selanjutnya diringankan kembali oleh Presiden Jimmy Carter pada tahun 1979.
John F. Kennedy
Pada tanggal 11 Desember 1960, ketika sedang berlibur di Palm Beach, Florida, hidup Presiden terpilih John F. Kennedy terancam oleh Richard Paul Pavlick, seorang berusia 73 tahun mantan pekerja pos. Rencana Pavlick adalah sebagai seorang pembom bunuh diri dengan menerjang ke dalam kendaraan Kennedy, namun rencana itu terganggu ketika Pavlick melihat istri Kennedy dan putrinya melambaikan tangan kepadanya. Hal itu membuatnya kehilangan kesempatan dan ia pun melarikan diri. Pavlick kemudian ditangkap tiga hari kemudian setelah ia dihentikan untuk pelanggaran mengemudi, dengan dinamit masih berada di dalam mobilnya. Pavlick menghabiskan enam tahun berikutnya di penjara federal dan lembaga mental sebelum dibebaskan pada Desember 1966.
Richard Nixon
Pada tanggal 22 Februari 1974, Samuel Byck berencana untuk membunuh Nixon dengan menabrakkan sebuah pesawat komersial ke Gedung Putih. Setelah ia membajak pesawat, ia diberitahu bahwa tidak bisa lepas landas karena blok roda masih melekat di ban pesawat. Dia menembak pilot dan kopilot, kemudian ditembak oleh seorang petugas melalui jendela pintu pesawat sebelum ia kemudian membunuh dirinya sendiri. Peristiwa-peristiwa seputar upaya pembunuhan ini digambarkan dalam film The Assassination of Richard Nixon.
Gerald Ford
Pada tanggal 5 September 1975, Lynette Fromme, seorang pengikut Charles Manson, mengarahkan sebuah pistol Colt M1911 kaliber .45 pada Ford ketika ia berjabat tangan di tengah keramaian. Ada empat peluru dalam magazine pistol tersebut tetapi ruang tembak pistol sendiri kosong sehingga ia gagal melakukan penembakkan. Dia segera ditahan oleh agen Secret Service, Larry Buendorf. Fromme kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, namun dibebaskan dari tahanan pada tanggal 14 Agustus 2009, hampir 3 tahun setelah kematian Ford.
Pada tanggal 22 September 1975, di San Francisco, California, Sara Jane Moore menembakkan sebuah revolver pada Ford dari jarak 40 kaki (12 m). Seorang penonton, Oliver Sipple, meraih lengan Moore dan menyebabkan tembakan meleset. Moore dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Ia kemudian dibebaskan dari penjara Federal pada Senin, 31 Desember 2007, 370 hari setelah kematian Ford.
Ronald Reagan
Pada tanggal 30 Maret 1981, saat ia kembali ke dalam limusinnya setelah memberi pidato di Hilton Washington, sebuah hotel di Washington, D.C., Reagan dan tiga orang lainnya ditembak dan terluka oleh John Hinckley, Jr, yang berharap untuk membuat aktris remaja saat itu, Jodie Foster, terkesan. Tiga orang lain yang tertembak adalah Sekretaris Press Gedung Putih James Brady, agen Dinas Rahasia Tim McCarthy, dan seorang polisi bernama Thomas Delahanty. Semuanya selamat, meskipun Brady, yang paling terluka parah, menderita cacat permanen. Reagan sendiri mampu bertahan dan pulih setelah operasi darurat di George Washington University Hospital.
George H. W. Bush
Pada tanggal 13 April 1993, enam belas orang menyelundupkan sebuah bom mobil ke Kuwait dengan maksud membunuh Bush saat berpidato di Universitas Kuwait. Rencana tersebut digagalkan ketika seorang polisi Kuwait menemukan bom tersebut dan menangkap para tersangka. Para agen intelijen Irak, khususnya Directorate 14, diduga berada di balik rencana pembunuhan tersebut meskipun tidak ada bukti yang menguatkan akan hal tersebut.
Bill Clinton
Pada tanggal 12 September 1994, Frank Eugene Corder menerbangkan pesawat Cessna bermesin tunggal ke halaman Gedung Putih, dan diduga mencoba untuk menabrak Gedung Putih. Presiden dan keluarganya tidak ada di Gedung Putih pada saat itu, sehingga motif sebenarnya di balik pendaratan kecelakaan tidak meyakinkan. Sementara Corder merupakan satu-satunya yang menjadi korban.
Pada tanggal 29 Oktober 1994, Francisco Martin Duran menembakkan sedikitnya 29 tembakan dengan senapan semi-otomatis di Gedung Putih dari pagar halaman utara. Ia mengira bahwa Clinton merupakan salah satu pria dalam setelan gelap yang berdiri di sana (Clinton sebenarnya berada di dalam Gedung Putih sedang menonton pertandingan American Football dan tidak pernah berada dalam bahaya selama insiden). Tiga wisatawan, Harry Rakosky, Ken Davis dan Robert Haines kemudian meringkus Duran. Duran ditemukan memiliki pesan bunuh diri di dalam sakunya dan dijatuhi hukuman 40 tahun penjara.
George W. Bush
Pada tanggal 7 Februari 2001, sementara Presiden George W. Bush berada di Gedung Putih, Washington, DC, Robert Pickett, berdiri di luar pagar, melepas beberapa tembakan ke Gedung Putih. Setelah sekitar sepuluh menit, insiden itu berakhir ketika seorang petugas Secret Service menembak Pickett, mengakibatkan cedera yang membutuhkan operasi rumah sakit segera. Pickett ditemukan memiliki masalah emosional dan keluhan kerja. Pickett sebelumnya menulis surat kepada Presiden tentang keluhannya. Sebuah pengadilan pada bulan Juli 2001 memutuskan Pickett dihukum tiga tahun penjara sehubungan dengan insiden tersebut.
Pada tanggal 10 Mei 2005, sementara Presiden George W. Bush sedang memberikan pidato di Freedom Square di Tbilisi, Georgia, Vladimir Arutyunian melemparkan sebuah granat tangan aktif RGD-5 buatan Soviet ke arah podium tempat Bush berdiri bersama dengan Presiden Georgia Mikhail Saakashvili, Ibu Negara AS Laura Bush, Ibu Negara Georgia Sandra Roelofs, dan beberapa pejabat lainnya. Granat tersebut telah aktif dan pin pemicunya pun telah ditarik, namun granat tersebut tidak meledak karena sebuah saputangan warna merah membungkus erat granat sehingga pin pemicu tidak tertarik dengan cukup cepat untuk dapat meledakkan granat. Arutyunian ditangkap pada Juli 2005, dan membunuh seorang agen Kementerian Dalam Negeri ketika berusaha lolos dari penangkapan. Dia dihukum pada Januari 2006, dan diberi hukuman penjara seumur hidup.
Pada tanggal 19 November 2008, Asa Seeley awalnya dilaporkan oleh berbagai sumber telah menyatakan ia akan menembak Presiden George W. Bush. Seeley ditangkap di stasiun kereta api West Baltimore setelah ditolak oleh seorang sopir taksi yang melihat bahwa ia membawa senapan rifle. Seeley kemudian didakwa dengan pelanggaran senjata api ilegal.